Laman

Powered By Blogger

maanyan manuwu

maanyan suku paling maeh..

Jumat, 26 November 2010

upacara kematian adat dayak maanyan..


..ada geger mun mambaca lah,takut waukan,daya artikel ku na rama taulang iwek.hehe.


Selamat membaca..

menggambarkan kemuliaan
dunia baru yang akan dituju
oleh roh orang yang meninggal
dunia (negeri arwah/tumpuk
audiau) yang merupakan
sebuah negeri kaya raya
berpasir emas, berbukit intan,
berkerikil manik-manik dan
penuh dengan kesenangan,
kesempurnaan yang berarti
tidak ada lagi kesusahan serta
tangisan.
Dengan adanya hukum-hukum
upacara kematian, terutama
setelah kematian tatau matei
yang meninggalkan sisa adanya
mayat seperti sekarang maka
penyelenggaraan upacara
kematian harus selalu
dilaksanakan sesuai dengan
keberadaan dan tingkat
perekonomian masyarakat
pendukungnya.
Dalam perkembangan
selanjutnya penyempurnaan ini
melahirkan berbagai bentuk
upacara kematian seperti yang
dilakukan sekarang ini. Untuk
daerah hukum adat suku Dayak
Maanyan yang meliputi wilayah
Banua Lima, Paju Empat dan
Paju Sepuluh terdapat bentuk-
bentuk upacara kematian
sebagai berikut:
1. Ejambe, yaitu upacara
kematian yang pada intinya
pembakaran tulang si mati.
Pelaksanaan upacaranya
sepuluh hari sepuluh malam.
Upacara ini tidak pernah lagi
dilakukan di desa Warukin.
2. Ngadatun, yaitu upacara
kematian yang dikhususkan
bagi mereka yang meninggal
dan terbunuh (tidak wajar)
dalam peperangan atau bagi
para pemimpin rakyat yang
terkemuka. Pelaksanaannya
tujuh hari tujuh malam.
3. Mia, yaitu upacara membatur
yang pelaksanaannya selama
lima hari lima malam.
4. Ngatang, yaitu upacara
mambatur yang setingkat di
bawah upacara Mia, karena
pelaksanaannya hanya satu
hari satu malam. Dan
kuburan si mati pun hanya
dibuat batur satu tingkat
saja.
5. Siwah, yaitu kelanjutan dari
upacara Mia yang
dilaksanakan setelah empat
puluh hari sesudah upacara
Mia. Pelaksanaan upacara
Siwah ini hanya satu hari
satu malam. Inti dari upacara
Siwah adalah pengukuhan
kembali roh si mati setelah
dipanggil dalam upacara Mia
untuk menjadi pangantu
keworaan (sahabat
pelindung sanak keluarga).
Isi dari berbagai upacara
kematian biasanya berupa
pergelaran berbagai kesenian
atau tari-tarian tradisional
Dayak Maanyan seperti Gintur,
Giring-Giring, Dasas, Ebu Lele,
dan sebagainya, jadi upacara
kematian merupakan
kesenangan belaka karena para
pengunjung bebas untuk
memperlihatkan kebolehannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar